Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer

JAKARTA – SURYA- Protes masyarakat yang terganggu dengan kemacetan lalu lintas akibat lewatnya iring-iringan mobil pengawal presiden, akhirnya membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) `menyerah`. Senin (19/7), Presiden SBY terpaksa harus mruput alias berangkat lebih pagi dari kediamannya di Cikeas, Bogor, menuju Istana.

Presiden SBY yang biasanya berangkat pukul 06.00 WIB, kemarin berangkat lebih cepat yakni pukul 04.30 WIB untuk menghindari kemacetan yang banyak dikeluhkan warga dan pengguna jalan di kawasan Cibubur.

Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha kepada wartawan, Senin (19/7), mengatakan bahwa Presiden SBY berharap Patwal (patrol pengawal)-nya tidak menimbulkan kemacetan di jalan-jalan yang dilintasinya.

Julian lebih lanjut mengatakan bahwa Presiden SBY mempertimbangkan semua masukan masyarakat terkait iring-iringan Patwal Presiden yang kerap dinilai mengganggu kelancaran lalu lintas, termasuk usulan agar Presiden menggunakan helikopter dari kediamannya di Puri Cikeas Indah, Bogor, ke Istana Kepresidenan di Jakarta, dan sebaliknya. “Ya, itu kan salah satu opsi. Kita nanti lihat bagaimana yang terbaik,” ujar Julian di Kantor Presiden, Jakarta.

Terkait keluhan terhadap Patwal, sebagaimana dimuat di Harian Kompas, Julian mengatakan, saat ini telah dibentuk rapat gabungan untuk merumuskan kembali protap (prosedur tetap) pengawalan Presiden. Rapat ini terdiri para pihak yang bertanggung jawab terhadap pengamanan Presiden, seperti Sekretaris Militer, TNI, dan kepolisian. “Nanti hasilnya akan menjadi kebijakan bagi pengamanan Presiden ke depan. Mudah-mudahan tidak lama,” kata Julian.

Ketika ditanya hasil investigasi terhadap petugas Patwal yang dilaporkan melakukan kekerasan verbal terhadap Hendra NS, warga yang merasa terganggu oleh arogansi Patwal Presiden, Julian mengaku belum mengetahuinya. “Itu internal. Saya belum mengetahui sampai mana, tapi yang pasti kan sudah ada tindak lanjut terhadap laporan itu,” katanya.

Seperti diketahui, Jumat (16/7) lalu, seorang warga Cibubur, Hendra NS, menulis surat pembaca di Harian Kompas mengenai pengalaman buruknya diancam oleh petugas patroli pengawal iring-iringan Presiden ketika hendak keluar dari pintu Tol Cibubur.

Hendra mengatakan, ketika rangkaian rombongan Presiden melintas di ruas tol dalam kota, dirinya diminta menepi ke kiri. Namun, tak lama kemudian ada aparat lain yang menginstruksikan agar dirinya menepi ke kanan.

Akibat kebingungan, Hendra memilih diam menunggu perintah mana yang akan dilaksanakan. Setelah itu, Hendra mengaku mendapat intimidasi dari aparat Patwal. “Patwal di depan turun dan menghajar kap mesin mobil saya dan memukul spion kanan sampai terlipat. Dari mulutnya terdengar ancaman, ‘Apa mau Anda saya bedil?’,” tulis Hendra.

Warga Cibubur itu kemudian mengimbau Presiden SBY tidak terlalu sering pulang ke rumahnya di Cikeas karena hampir setiap hari ia berpapasan dengan iring-iringan pengawalan rangkaian mobil Presiden. Imbauan itu langsung ramai dan disambut warga Cibubur lainnya pengguna jejaring sosial dunia maya Twitter.

Ada yang meminta Presiden menggunakan helikopter saja untuk berangkat ke Istana maupun pulang ke Cikeas. Ada pula yang meminta Presiden tinggal di Istana saja.

Menanggapi itu, Julian mengatakan, Presiden telah berupaya agar aktivitasnya pergi-pulang dari Cikeas dan Istana tidak menambah kemacetan lalu lintas.

Menurut Julian, Presiden telah memerintahkan agar waktu pengosongan jalan untuk iring-iringan pengamanan VVIP diperpendek, tidak harus mengikuti jeda sterilisasi 30 menit seperti yang diharuskan dalam petunjuk standar operasional.

Presiden juga berupaya agar rangkaian iring-iringan pengawalannya tidak terlalu panjang. Saat ini, iring-iringan mobil Presiden sekitar 10 mobil yang terdiri atas sedan Mercedes-Benz Presiden beserta cadangannya, jip pengawalan Polisi Militer dan Pasukan Pengamanan Presiden, serta mobil pengangkut staf khusus Presiden dan perangkat Presiden lainnya.

Terkait sikap arogan petugas Patwal, Presiden SBY sebelumnya telah menginstruksikan dilakukan investigasi terhadap tindakan arogansi aparat tersebut. “Presiden tidak bisa mentolerir ada aparat yang melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan prosedur. Akan diambil tindakan dan sanksi yang tegas. Ini adalah perintah langsung Presiden,” ujar Julian.nkompas.com/ant.

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/07/20/diprotes-warga-sby-ke-istana-lebih-pagi.html

Tinggalkan komentar